HIKMAH -Once, I used to use, heard and utter this word quite often, but something was lacking behind during that time - appreciation. Now, after going through all sort of journey in my life, I'm little bit kinda understand what it is all about. I believe that, He already set a plan in my life,and no matter how bad I feel about it, it all happened because of good reason. He fills my life time memory with different sort of flavours. Welcome to my time capsule - Flavour Of Life

Sunday, December 27, 2009

When There is so much Love, There is so Much Pain.


The love and the pain, give paradoxical effect to us. Well, guys please don't get me wrong... I'm not in love or something. This is not a romance story either. Apparently, I should appologize to all ( especially to romance story lovers), for such bombastic tittle that has nothing to do with boy-girl love story at all. Anyhow, love does not necessarily mean that kind of relationship because everyone knows that this word is so universal in nature. But, what I intend to tell is my passion in opthalmology that has grown into love. The passion is so deep that I just want to give my best, of which, of course to certain extent give so much tense into my mind. And I would like to share this feeling of mine with somebody because I'm going crazy if I not.


To begin with, lately, I feel intense pain all over my body. I knew this is not normal. The tense was so much that my physiological process have been disturbed. In the morning, I din't want to open my eyes, not to mention to get up from my bed. Puzzling for myself with this kind of phenomena, I start wondering.


"Well, this must be exam stress phenomena." (Practical Opthal examination is cooming soon) My brain gave the answer. "Ok then, c' mon, wake up, go to your book and start reading, there is much more to read." But, surprisingly, my body didn't want to follow my brain instruction. Owh, my god...the more my brain keep talking, the more intense the pain was...My stubborn body got stuck almost half and hour on the bed. It just moved left and right alternately, nothing else. What a waste of time, huh????


But thanks God. I finally threw my blanket off and jumped from my bed. Anyhow, its better late than never, ya??? ( Just an excuse to please myself =P). I finally read the book....although only three pages, because I had to met HIM at 5.30 in the morning.


The moral of the story is, dont think too much about exam or that kind of stuff. From my previous experience, I know it too well that this kind of craziness and nervousness always take away the best part out of me. Last year, I was labelled as "Miss patho", but in the final exam, I didnt really perform well. Try to perform the best but turn out to be merely a mess. I somehow, already set my mind up that..I just want to be myself...just be comfort with the situation. I perform the best when I can throw out my nervousness. To be frank, I got the right answer almost for all questions that the doctor asked during posting, because the situation was too casual. So, just know the subject well and I'll do just fine. Lets see how the thing going out then.


Love and pain, that make up among the flavour of life=)








Intro: The flavour of life

This song was introduced by my friend, and although I didn't know even a single word from that lyric, but I already attracted to it at the very beginning. The singer, what I can say is, nailed this song beautifully, not only with her superb voice, but also added the flavour to this song by giving away her soul and emotion. And even till now, this is one of my favourite song to accompany me during reading. I just love this song because it represent my feeling the best. As I already change my blog's name, so let enjoy this song together=)

Saturday, December 19, 2009

Pedoman diri - Bila Sabar itu lahir dari Iman=)

Kita bertanya: Mengapa aku diuji?Quran menjawab: “Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami beriman kepada Allah sedangkan kita tidak diuji?” Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.” Surah al-Ankabut, ayat 2-3.
Kita bertanya: Kenapa aku tak dapat apa yang aku idam-idamkan?Quran menjawab: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” Surah al-Baqarah, ayat 216.
Kita bertanya: Kenapa ujian seberat ini?Quran menjawab: “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ” Surah al-Baqarah, ayat 286.
Kita bertanya: Mengapa kita kecewa?Quran menjawab: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.” Surah Ali Imran, ayat 139.
Kita bertanya: Bagaimana harus aku menghadapinya?Quran menjawab: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang, dan sesungguhnya sembahyang itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” Surah al-Baqarah, ayat 45.Kita bertanya:
Kepada siapa aku berharap?Quran menjawab: “Cukplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripadaNya. Hanya kepada Allah aku bertawakal.” Surah at-Taubah, ayat 129.
Kita bertanya: Apa yang aku dapat daripada semua ujian ini?Quran menjawab: “Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberi syurga kepada mereka.” Surah at-Taubah, ayat 111.
Kita berkata: Aku tak tahan!Quran menjawab: “… dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” Surah Yusuf, ayat 12.
Kita berkata: Sampai bila kau merana begini?Quran menjawab: “Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Surah al-Insyirah, ayat 5-6.

Monday, August 24, 2009

Daripada penulis menjadi pereka fesyen, daripada lakaran biasa menjadi busana





























Sejak alam kanak-kanak lagi, zaman dimana jari jemari halus kita ligat bermain-main dengan pensel warna, crayon, cat air, saya sememangnya suka mencoteng. Masih ingat lagi, pening kepala ibu melihat "hasil seni " saya yang terpampang di dinding rumah. Pantang ditinggalkan sekejap, pastinya ada sahaja bahagian dinding rumah menjadi mangsa palitan darah seni saya. Meniti usia, saya matang sedikit, dan mula memahami kesukaran ibu saya membersihkan comotan di dinding. Hasil seni saya juga menunjukkan sedikit kematangan. Daripada contengan yang langsung tidak difahami motifnya, jari jemari ini makin lembut pula mereka-reka fesyen pakaian, sesuailah dengan jiwa perempuan......
Mungkin saya pernah berangan-angan untuk menjadi pereka fesyen suatu ketika dahulu, tetapi saya tidak cukup yakin untuk merealisasikan impian sendiri, lantas hobi mereka-reka pakaian juga terbenam begitu sahaja. Sementelahan pula, tatkala menjejakkan kaki ke alam persekelohan pula, saya sibuk dengan pelbagai akiviti, lataran itu, minat saya ini tenggelam terus. Tamat pengajian di KMB pula, minat dalam bidang penulisan pula yang tersemai dalam diri ini, walaupun tidak pernah mampu menyempurnakan satu karya pun. =(
Tetapi, saya tidak pernah menduga sama sekali, 'penghijrahan' saya ke bumi India ini, membawa saya kembali kepada minat saya semasa kecil-kecil dahulu...Namun, apa yang dapat saya gambarkan di sini, mereka fesyen sememangnya adalah salah satu daripda 'jiwa' saya - rasa puas apabila rekaan baju berjaya disempurnakan. Tidak dapat saya gambarkan kepuasan yang ada dalam diri ini, apabila melihat rekaan saya diterjemahkan dan direalisasikan menjadi busana yang sungguh indah oleh si penjahit.

Semenjak diperkenalkan kepada seorang tailor bernama Encik Yusof, saya kembali ligat mereka-reka fesyen. Encik yusof ternyata bukan sembarangan tukang jahit dan kepakarannya dalam kerja-kerja jahitan sememangnya tiada tolok bandingannya. Rekaan saya sememangya tidak akan seberapa tanpa khidmat tukang jahit yang bernama Encik yusof ini.
Sentiasa mengagumi dan mencintai budaya timur, rekaan saya mungkin moden tetapi memiliki sedkit unsur Japanese dan korean.=). Malah, saya turut membuat rekaan sendiri untuk baju raya kali ini. Untuk menampakkan kelainan, dalam rekaan baju raya ini, saya memilih untuk menyerapkan sedikit elemen budaya china. Ramai lagi sahabat seperti Ainun, wana, Nurul dan Picah juga turut menyukai rekaan ini=).














Thursday, January 8, 2009

Mengimbau kenangan KMB di Manipal


Saya bukanlah teman paling rapat dalam hidup gadis ini, kerana rasanya masih ramai lagi teman-teman mengisi ruang hidupnya. Ringkasnya, saya bukanlah sesiapa. Tetapi, walau siapa pun saya di sisinya, namun gadis ini tetap istimewa di hati. Gadis istimewa ini bukanlah gadis yang luar biasa tetapi paradoxnya, dia seorang yang bersederhana dan merendah diri dari segenap sudut. Mungkin ini menyebabkan dia disenangi oleh ramai kawan ( termasuklah diri saya) dan mudah didekati.




Sepanjang cuti lalu, saya telah mngikuti satu rombongan trip teman saya ke Kodai, trivandrum dan juga Manipal. Tetapi kenangan bersama gadis ini jualah yang mencuri tempat di hati saya untuk dikongsi bersama teman.( Janganlah sangkakan saya ni lesbian pulak yer). Gadis yang saya maksudkan di sini ialah Wan syafinee. Kenangan dua hari di Manipal bersama Finee ( panggilan manjanya), banyak mengimbau kenangan selama dua tahun di Kolej Mara Banting. Indahnya menyulam kenangan bersama walaupun peritnya hidup di KMB adalah sesuatu yang sangat sukar ditelan.




Ada rahsia antara kami berdua yang saya hampir lupakan. Masakan tidak, tempoh selama tiga tahun rasanya cukup untuk melupakan kita tentang sesuatu yang pernah kita simpan dahulu. Hampir saya lupa tentang siapa saya sebelum menjejakkan kaki ke bangalore. Dan secara jujurnya, saya amat malu dengan rahsia itu!!!!!!!!!!.




Dari Calicut, Kami tiba di stesen keretapi Manipal pada pukul 4.45 pagi. Perjalanan tidak terasa penatnya kerana saya dapat tidur dengan nyenyaknya. Dari sini, kami menaiki bas untuk pergi ke bandar Manipal. Pada pukul lebih kurang 8 pagi, kami selamat tiba dengan masing- masing mata berpinar-pinar dan muka tak terurus. Mana tidaknya, sudah tidur dalam train, sambung lagi tidur dalam bas. Kalian boleh terima tak???? Tidak ingin menjadi perhatian rakyat manipal kerana keanehan kami, makanya, sahabat yang paling rapat dengan Finee iaitu wani menelefon finee agar datang menjemput kami.


Tidak beberapa lama kemudian,muncullah gadis yang kami semua nantikan. Finee mnyapa wani mesra dengan trademarknya ' Wats up2". saya lihat dia masih lagi tidak berubah. Peramah, kelakar dan cemerkap masih seperti dulu.Sedar kami smua (Rombongan seramai 9 orang) dalam kepenatan dan kelaparan, Finee membawa kami semua ke cafeteria kolejnya. Sebenarnya, inilah pengalaman pertama saya melawat Manipal. Menjejakkan kaki ke cafeterianya sahaja sudah cukup membuatkan saya terkagum. Tidak dapat tidak, saya membanding-bandingkan kemudahan yang ada di sini dengan yang ada dekat Kolej Ramaiah. Timbul rasa sedikit iri hati melihat frasarana yang jauh lebih maju di kolej ini berbanding dengan tempat saya belajar. Masakan tidak, cafeterianya sahaja ada menghidangkan masakan Malaysia. Apa lagi, tidak sahlah keluangan kami di cafeteria ini jika tidak ramai-ramai pekenakan nasi lemak dan teh ais. betul x???




Usai menjamu selera, rombongan perempuan di bawa menginap di kediaman Finee, Rombongan lelaki pula dibawa pulang oleh teman2 tempatan Manipal. Tidaklah pula saya kenal siapa mereka, kerana mereka pun tidak berminat untuk berkenalan dengan saya. Di penginapan Finee, kami berehat-rehat buat seketika menghilangkan lenguh di badan. Tambahan pula, nikmat mandi ingin juga dinikmati memandangkan kami bakal menempuh program seterusnya, yang janji finee, " Sungguh indah dan bermakna."




Petang itu kami di bawa bersiar-siar ke air tejun yang paling cantik di sini. Kami hanya mampu menjejakkan kaki, tetapi tidak berpeluang menikmati keindahannya kerana tempat itu sdah ditutup. Kami semua teramat hampa sekali. Bayangkan dua jam perjalanan!!!Alang-alang sudah keluar meronda, kami tidak mahu menghampakan diri masing2. Nekad, kami meneruskan perjalanan ke suatu tempat. Saya sendiripun tidak pasti di bumi manakah saya terdampar....tapi Alhamdulillah masih lagi di bumi ciptaan Ilahi yang indah. Walau tidak mampu menikmai nyaman air terjun, tapi indah gunung -ganang yang terbentang di hadapan mata, membuatkan hati kecil saya berkali-kali memuji kebesaran Ilahi. Bertapa kerdilnya diri dalam mencari tenang-Nya. Bertapa selama ini saya terlalai.


Malam itu, rombongan perempuan di pertemukan dengan teman-teman lama kami dari kolej Mara Banting dan juga Kolej Teknologi Timur. Pertemuan itu hanyalah makan-makan biasa sahaja. Saya tidak tahu pula apakah yang dilakukan oleh pihak rombongan lelaki. Rasanya pertemuan yang seumpamanya mungkin terjadi di pihak mereka. Masing2 membawa haluan masing-masing.


Esoknya, mungkin kerana masih lagi dihimpit rasa penat, kami semua bangkit lewat daripada tidur. Kami di bawa meronda-ronda sekitar tempat ini sahaja. End point menjadi venue kami pada waktu matahari tegak di atas kepala ( memang tak de kerjakan?), melawat librari ( Gambar saya dengan finee di tangkap di sini), dan muzium (bnyak sangat benda sampai x larat). Sebenarnya kami terasa amat haus kerana terpacak di end point jadi kami pun singgah untuk meminum air juice yang bagi saya semua sedap-sedap. Lebih kurang pukul 3. petang kami singgah ke bandar oodopi. Saya sempat membeli sehelai kain sari yang sangat murah di sini. Malamnya, kami bertolak pulang ke bangalore dengan menaiki bas. Finee yang amat baik tu tidak lokek menghulurkan bantuan mengangkut beg2 penulis yang berat-berat belaka. Mengucapkan salam perpisahan tentulah amat berat sekali, namun setiap pertemuan pasti ada pengakhirannya. Sayonara


Tidak mahu terputus terus hubungan, maka kami saling bertukar contact. Pada saya pertemuan dengan finee adalah pertemuan yang berharga dan bermakna. Dia adalah sahabat yang membolehkan saya berasa bebas mengexpresskan siapa diri saya yang sebenar. Mengendong skuter bersama, seolah-olah ronda-ronda dalam kampung. seringnya kami sering bersorak berdua, x ubah macam minah rempit pula.Adakalanya malu dengan diri sendiri bila penduduk tempatan di sini sepertinya memandang semacam , tapi asal enjoy, tidak perlu dirisaukan itu semua. Sebenarnya, tidak dapat tidak, rasa bimbang bertandang di hati kala seorang teman saya mahu meninggalkan saya buat satu malam kerana mahu mnumpang di rumah sahabatnya, namun layanan Finee menyebabkan saya tidak berasa kesunyian dan keseorangan pada malam tu. Sikapnya yang tidak ignorance dengan orang yang sekelilingnya menyebabkan saya tidak terasa dipinggirkan. Malah adakalanya, bila ternampak saya bersedih, dia tidak berat mulut untuk bertanya " Bakpo mung ni weh, napok monyok jah". Walaupun pastinya saya tidak akan menjawab, tetapi sebaris soalan dari gadis ini menjadi penawar kepada hati ini. Alangkah concernnya dia kepada sahabat-sahabatnya. Seronok berborak dengan Finee dalam loghat kelantan yang cukup pekat. Paling tidak lupa, pengalaman bermanja dengan Finee, di mana saya tanpa rasa malu melelapkan mata seketika di pangkuannya.


Suatu ketika dahulu, saya pernah melihat dia menangis di KMB kerana kehilangan ayahnya yang tersayang. Saya tahu, dia lebih rapat dengan ayahnya berbanding dengan ibunya. Dan kehilangan itu pastinya amat sukar dicari ganti. Saya kagum melihat kekuatan luar biasa yang ada pada dirinya untuk kembali tersenyum dan menceriakan sahabat-sahabatnya yang lain, termasuklah dengan diri saya sendiri. Bersyukur dengan pertemuan semula ini, saya yakin ini semua satu rahmat daripada-Nya.
P/S: rahsia kami, dia suka menggelarkan saya dengan panggilan pheweet. :>













Saturday, September 13, 2008

ku rindu pada sesuatu

MUngkin jua mendambakan, tidak dapat penulis nafikan lagi rasa rindu yang tersimpan setelah skian lama menyepikan diri dalam ruangan bloggers. Sedar tidak sedar, sudah hampir tiga minggu penulis tidak menyumbangkan sesuatu dalam ruangan bloggers. Bukan tidak ada sesuatu utk dikongsi, cuma penulis bukanlah seorang penulis yang profilik. Pada penulis, untuk melahirkan sesuatu yang berkualiti tentulah menuntut pengorbanan waktu, betul tak??? Apa pun, penulis terpaksa akur dengan tuntutan masa yang menyebabkan penulis menumpukan lebih perhatian kepada second Internal Assessment. Penulis doakan yang terbaik buat semua rakan2 bloggers yang bakal menduduki second IA kali ni. Wish you guys all the best. Mungkin cuti raya nanti penulis bakal tampil dengan hasil karya terbaru..hehe.=P

Saturday, August 16, 2008

Nasi Ayam sakura (suka hati jer bagi nama =P)

Seakan ruangan masak memasak pula ruangan blog penulis ni. Lepas satu, satu masakan yang penulis muatkan dalam blog penulis ni. Tetapi rasanya, tidak mengapa kerana memasak pun boleh menggambarkan perasaan sebenar penulis. Bukankah memasak itu hasil dari seribu satu macam acuan perasaan? (Baca mood). Jika dalam blog penulis sebelum ni, penulis sibuk memberikan komen tentang masakan rakan-rakan, kini tibalah masanya untuk penulis menilai masakan sendiri=P.
Pada hari kemerdekaan India yang ker 61,penulis mencuba satu resepi baru. Eheh...jangan salah faham pula...resepi ini dimasak bukan bersempena hari kemerdekaan India. Sebenarnya sudah lama penulis berniat untuk mencuba resepi ni. Masakan ni penulis cuba di salah sebuah restoran di MG road, pas tu cam tau2 jer macam mana nak masak. huhuhu.
Pagi itu, usai joging, penulis menyediakan bahan- bahan untuk memasak, sambil menunggu peluh menyejat. Ayam direbus, Cendawan dan lobak dihiris, bawang merah pun sama. Pada pukul 11 pagi, barulah penulis mula memasak. Bayangan Satu persatu wajah rakan-rakan bertandang di minda penulis semasa penulis bertungkus lumus di dapur. Penulis berjaya menyiapkan masakan yang bernama nasi ayam sakura pada pukul 12. 30 tengahari. Wah, agak lamakan????
Secara jujur, percubaan pertama penulis kali ini tidak barapa menjadi. Penulis agak cuak-cuak juga semasa menjamu rakan-rakan kerana rasanya tidak berapa sedap dil lidah penulis. Tetapi ada di kalangan mereka yang kata sedap (assume mereka ikhlas), malah ada juga yang kata ada iras2 nasi kerabu...=P. Fuh, agak lega juga di situ. Mungkin ada yang curious nak tahu, sebenarnya nasi yang penulis masak tu adalah nasi goreng kampung. Hmmm nasi ni memang favourite penulis dari dulu lagi....sejak dari kecik, penulis memang pakar memasak nasi goreng kampung. Tetapi nasi goreng yang penulis masak pada hari itu tidak seberapa umph gara-gara tiada ajinamoto =P. Satu lagi, nasi goreng tu agak keras, kerana penulis tersilap letak kurang air semasa menanak nasi itu, maklumlah dah lama tak makan nasi. Setelah melalukan beberapa post moterm, penulis dapat ayam tu tidak garing. Sepatutnya ayam itu warnya dibiarkan hangit sedikit.
Apa pun, siapa2 yang berminat bolehlah mencuba resepi di bawah sempena ramadhan yang bakal menjelang tiba.
Bahan-bahan utk masak ayam:\
a) Ayam (of courselah kan???)
b) cendawan
c) Sos tiram
d) madu
e) sesame
g) garam dan gula ( kat2 nok)
h) lada hijau
i) Chilli sos
j) halia, bawang putih, bawang besar
cara nak masak.:1) Ayam potong kecik2 tau. Kukus ayam sehingga lembut di tangan:P.Celupkan ayam dalam madu, pas tu goreng dalam minyak yang banyak dan panas.
2) Sambil tunggu ayam kukus, bolehlah masak kuah. Masukkan minyak, panaskan,dan tumis halia dan bawang puteh. Tumis sehingga naik aroma...lepas tu masukkan kicap, dan Chilli sos. Goreng sehingga agak pekat. Pas tu masukkan cendawan, bawang besar dan juga sesame.
3) Bila kuah tu dah sebati dan nampak cam kuah, masukkan ayam-ayam yang telah siap digoreng. Pandai-pandailah adjustkan dia punyer rasa manis ker, masam ker, ok???